DEKAT PADA ILAAHI, KUAT DALAM MENGAJI, MAJU DALAM TEKNOLOGI - DEKAT PADA ILAAHI, KUAT DALAM MENGAJI, MAJU DALAM TEKNOLOGI - DEKAT PADA ILAAHI, KUAT DALAM MENGAJI, MAJU DALAM TEKNOLOGI

PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI DAN FATHUL MAKKAH



Enam puluh delapan tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia secara resmi memproklamasikan kemerdekaannya. Proklamasi ini menandai puncak perjuangan melawan penjajahan dan kolonial Belanda maupun Jepang. Penjajahan ini merupakan perampasan hak dan kebebasan bangsa Indonesia untuk berbuat, berkarya, bahkan untuk mengelola kekayaan alam berlimpah yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Kekayaan alam Indonesia sebagai karunia Allah swt. untuk menjamin rizki umat manusia di atasnya, tidak dinikmati oleh penduduk Indonesia itu sendiri. Bahkan rakyat Indonesia justru menjadi budak dan buruh di tanah airnya sendiri. Lebih celakanya lagi, rakyat Indonesia justru tenggelam dalam kebodohan. Tidak banyak rakyat Indonesia yang memiliki kesempatan untuk menimba ilmu, baik ilmu pengetahuan maupun ilmu agama.
Menjelang abad ke-19, rakyat Indonesia yang dimotori oleh tokoh-tokoh pemuda baru menyadari bahwa perjuangan melawan penjajah tidak akan berhasil tanpa adanya tekad dan persatuan yang kuat. Kemudian muncullah organisasi-organisasi kepemudaan, organisasi politik, lembaga pendidikan islam, dan organsisasi-organisasi lain yang memmpunyai satu misi yang sama yaitu mencapai kemerdekaan. Akhirnya, tanggal 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia menuai hasil perjuangannya. 
Senada dengan perjuangan rakyat Indonesia tersebut, 14 abad yang lalu kaum muslimin yang kala itu baru berada di Jazirah Arab juga melakukan perjuangan yang sama. Perjuangan kaum muslimin Muhajirin maupun Anshor melawan kaum kafir Quraisy, merupakan perseteruan panjang yang terjadi dimasa itu. Panjangnya permusuhan mengakibatkan terjadinya beberapa peperangan besar yang menelan cukup banyak korban, baik dari kaum muslimin maupun dari kaum kafir Quraisy. Akar permasalahannya adalah direnggutnya kebebasan rasulullah beserta pengikutnya untuk beribadah dan menegakkan kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH, MUHAMMADAN RASULULLAH.
Jumlah yang tidak berimbang antara pengikut rasulullah dengan kaum kafir Quraisy mengakibatkan bertambah beratnya perjuangan kaum muslimin. Memang secara kuantitas, kaum muslimin kalah dibandingkan kaum kafir. Akan tetapi, perjuangan kaum muslimin yang dipimpin langsung oleh rasulullah tidak mengenal putus asa. Mereka bahu membahu dan berusaha dengan senantiasa menyandarkan hasilnya kepada Allah swt.
Kota Makkah, dikuasai oleh kaum Kafir Quraisy. Baitullah (ka’bah) yang menjadi simbol kebesaran umat islam peninggalan jaman Nabi Ibrahim, menjadi pusat penyembahan berhala. Kaum muslimin yang hendak melaksanakan ibadah haji, harus dihadapkan dengan berhala-berhala yang menjadi sesembahan kaum kafir. Kemaksiatan terjadi di seluruh kota Makkah.
Akhirnya perjuangan kaum Muslimin menuai hasil dengan ditandai satu peristiwa yang disebut Fathul Makkah (penaklukan kota Makkah). Dalam penaklukan kota Makkah ini, rasulullah memerintahkan pasukannya untuk tidak membunuh semua warga kota Makkah yang bersedia berdiri di belakang rasulullah, atau warga yang menutup pintu. Sehingga akhirnya penaklukan kota Makkah ini tidak banyak menelan korban jiwa.
Nilai juang yang dapat kita ambil, diantaranya adalah :
1.    Siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil
       “Man jadda wa jada” Perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah, dan perjuangan rasulullah saw melawan kaum kafir Quraisy adalah dua contoh perjuangan yang tidak berimbang. Secara akal sehat, tidak mungkin bambu runcing pejuang Indonesia mampu mengalahkan senjata api, geranat dan meriam milik Belanda. Dan tidak mungkin kaum muslimin dengan jumlah yang sedikit mampu mengalahkan pasukan Kafir Quraisy yang sangat besar. Akan tetapi perjuangan yang sungguh-sungguh dapat menghasilkan kemenangan. Hasil yang akan diperoleh sesuai dengan niat yang diwujudkan dalam kesungguhan berusaha. Dan rasulullah saw pernah bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
       “Sesungguhnya segala perbuatan itu diawali dengan niat, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang diniatkannya”
2.    Tiada daya dan kekuatan kita kecuali atas pertolongan Allah swt.
       Sekuat apapun sebuah pasukan, tidak akan pernah berhasil mengalahkan musuhnya kecuali atas kehendak Allah swt.


لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
       “Tiada daya dan kekuatan, kecuali atas pertolongan Allah”
       Dan hal ini juga diakui oleh para tokoh pendiri bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dengan mencantumkan kalimat “Dengan rahmat Allah Yang Maha Kuasa,.......” Dalam alinea ketiga ini, jelas-jelas disebutkan asma Allah, bukan Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan dalam setiap peperangan, maka rasulullah selalu mengobarkan semangat kaum muslimin dengan kabir dan tahmit.
Nilai juang ini dapat kita jadikan motivasi bagi diri kita dalam mencapai segala tujuan positif kita. Dalam menggapai setiap tujuan kita, kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh tanpa putus asa dan senantiasa menyandarkan hasilya kepada Allah swt.
Wallahu a’lamu bishowab (kdt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar