DEKAT PADA ILAAHI, KUAT DALAM MENGAJI, MAJU DALAM TEKNOLOGI - DEKAT PADA ILAAHI, KUAT DALAM MENGAJI, MAJU DALAM TEKNOLOGI - DEKAT PADA ILAAHI, KUAT DALAM MENGAJI, MAJU DALAM TEKNOLOGI

Senin, 05 Agustus 2013

SETELAH HARI KEMENANGAN TIBA, SELESAIKAH JIHAD KITA?



Ramadhan 1434 H sebentar lagi berlalu. Apa yang telah kita lakukan selama bulan Ramadhan ini. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan perjuangan. Pada bulan ini, kita diberi kesempatan berjihad dengan pahala yang amat besaaaar, yaitu jihad melawan hawa nafsu yang tidak pernah lepas dari diri kita. Sebagaimana dinyatakan oleh rasulullah sesaat setalah pulang dari sebuah peperangan, “Kita baru saja pulang dari peperangan kecil, menuju peperangan besar” kemudian para sahabat bertanya “Ya rasulullah,.... masih akan adakah peperangan yang lebih besar lagi?” dan rasul pun menjawab “Ya,... yaitu perang melawan hawa nafsu.”
Selama bulan Ramadhan, kita telah mampu melawan hawa nafsu kita. Kini kita berada di penghujung Ramadhan, artinya bahwa sebentar lagi akan tiba Hari Kenenangan besar bagi umat islam. Hari dimana seluruh umat islam merayakan keberhasilannya setelah melaksanakan kewajiban Jihadnya.
Bagaikan anak sekolah, hari kemenangan anak sekolah adalah ketika di dinyatakan naik kelas atau lulus setelah melewati beberapa hari masa ujian. Pada saat ujian itu, seluruh waktu, perhatian, tenaga dan pikirannya terpusat pada satu hal, yaitu menjawab seluruh soal yang disiapkan oleh bapak / ibu gurunya. Akan tetapi sesungguhnya, kelulusan atau kenaikan kelas bukanlah hanya ditentukan oleh waktu yang hanya satu atau dua minggu saat ujian itu saja. Akan tetapi ditentukan oleh siswa itu sendiri selama proses pembelajaran satu tahun, atau bahkan selama dia menjadi siswa di sekolah itu.
Apakah setelah kenaikan kelas / kelulusan kemudian siswa tersebut sudah bebas ? Tidak, dia tetap harus belajar lebih giat lagi, karena jenjang pendidikannya menjadi lebih tinggi, sehingga tingkat pelajarannyapun semakin kompleks. Apabila ia terlena dengan kegembiraan atas kenaikan / kelulusannya, dia menjadi terlena dan tidak akan mampu mengikuti menghadapi ujian yang akan dilaksanakan setahun kemudian.
Jika ibadah Ramadhan kita berhasil, maka tingkat ketaqwaan kita pasti akan menjadi setingkat lebih tinggi dari sebelumnya, sebagaimana firman Allah :
 يــٰٓـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّـكُمْ تَتَّقُوْنَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah : 183)
Mungkin tujuan ibadah Ramadhan kita berhasil. Mungkin kita menjadi lebih beriman dan bertaqwa kepada Allah. Akan tetapi sesungguhnya jihad kita belum selesai. Kita akan menghadapi sebelas bulan lagi kedepan untuk mempersiapkan diri menghadapi Jihad Ramadhan berikutnya.
Jihad selama sebelas bulan kedepan adalah jihad yang lebih berat daripada Jihad Ramadhan. Pada bulan Ramadhan, kita hanya berjuang melawan hawa nafsu kita tanpa dicampuri oleh bisikan-bisikan setan, karena pada bulan Ramadhan setan dibelenggu, sebagaimana sabda rasulullah :
إِذَا كَانَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الرَّحْمَة، وَغُلِقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ، وَسُلْسُلَتِ الشَّيَاطِيْن
“Jika bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu rahmat, ditutup pintu-pintu neraka dan setan dirantai.” (HR. Bukhori Muslim)
Semenjak bedug maghrib hari terakhir bulan Ramadhan bergema, maka semenjak itu setan kembali dibebaskan. Kesempatan kembali terbuka baginya untuk menggoda dan merayu kita. Akan tetapi kita tetap harus berusaha melawannya. Jangan pernah kita menjadi pengikutnya. Kita tidak boleh mengabdikan diri kita kepadanya, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.
اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰٓبَنِىٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Bukankah Aku telah memperingatkan kepada kalian wahai Bani Adam agar tidak menyembah setan! Sesungguhnya setan adalah musuh kalian yang nyata  (Q.S. Yasiin : 60)
Dengan demikian, sebelas bulan kedepan kita akan menghadapi setan yang berkolaborasi dengan hawa nafsu kita untuk kembali mengajak kepada jurang kemaksiatan dan meninggalkan perintah Allah. Apabila kita terlena dengan kemenangan yang kita kobarkan pada Hari Raya Idul Fitri, kita akan terlena dibuatnya. Kita akan kembali dikalahkan oleh setan dan hawa nafsu kita, sehingga hilanglah derajat taqwa yang telah kita capai.
Oleh karena itu, marilah kita sambut Hari Kemenangan yang hanya tinggal beberapa hari lagi ini dengan takbir, tahmid dan tahlil, serta diiringi dengan doa semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada kita sehingga kita mampu menjaga derajat taqwa yang telah kita capai. Marilah kita lengkapi juga kemenangan ini dengan membuka pintu maaf didalam hati kita, sehingga kita benar-benar menjadi orang yang bertaqwa dan kembali kepada fitrah.
Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir batin.
By : Kuswantoro