Ramadhan 1434 H sebentar lagi
berlalu. Apa yang telah kita lakukan selama bulan Ramadhan ini. Bulan Ramadhan adalah
bulan yang penuh dengan perjuangan. Pada bulan ini, kita diberi kesempatan
berjihad dengan pahala yang amat besaaaar, yaitu jihad melawan hawa nafsu yang
tidak pernah lepas dari diri kita. Sebagaimana dinyatakan oleh rasulullah
sesaat setalah pulang dari sebuah peperangan, “Kita baru saja pulang dari peperangan
kecil, menuju peperangan besar” kemudian para sahabat bertanya “Ya
rasulullah,.... masih akan adakah peperangan yang lebih besar lagi?” dan rasul
pun menjawab “Ya,... yaitu perang melawan hawa nafsu.”
Selama bulan Ramadhan, kita telah
mampu melawan hawa nafsu kita. Kini kita berada di penghujung Ramadhan, artinya
bahwa sebentar lagi akan tiba Hari Kenenangan besar bagi umat islam. Hari
dimana seluruh umat islam merayakan keberhasilannya setelah melaksanakan
kewajiban Jihadnya.
Bagaikan anak sekolah, hari
kemenangan anak sekolah adalah ketika di dinyatakan naik kelas atau lulus
setelah melewati beberapa hari masa ujian. Pada saat ujian itu, seluruh waktu,
perhatian, tenaga dan pikirannya terpusat pada satu hal, yaitu menjawab seluruh
soal yang disiapkan oleh bapak / ibu gurunya. Akan tetapi sesungguhnya,
kelulusan atau kenaikan kelas bukanlah hanya ditentukan oleh waktu yang hanya
satu atau dua minggu saat ujian itu saja. Akan tetapi ditentukan oleh siswa itu
sendiri selama proses pembelajaran satu tahun, atau bahkan selama dia menjadi siswa
di sekolah itu.
Apakah setelah kenaikan kelas /
kelulusan kemudian siswa tersebut sudah bebas ? Tidak, dia tetap harus belajar
lebih giat lagi, karena jenjang pendidikannya menjadi lebih tinggi, sehingga
tingkat pelajarannyapun semakin kompleks. Apabila ia terlena dengan kegembiraan
atas kenaikan / kelulusannya, dia menjadi terlena dan tidak akan mampu
mengikuti menghadapi ujian yang akan dilaksanakan setahun kemudian.
Jika ibadah Ramadhan kita
berhasil, maka tingkat ketaqwaan kita pasti akan menjadi setingkat lebih tinggi
dari sebelumnya, sebagaimana firman Allah :
يــٰٓـاَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ
لَعَلَّـكُمْ تَتَّقُوْنَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah : 183)
Mungkin tujuan ibadah
Ramadhan kita berhasil. Mungkin kita menjadi lebih beriman dan bertaqwa kepada Allah.
Akan tetapi sesungguhnya jihad kita belum selesai. Kita akan menghadapi sebelas
bulan lagi kedepan untuk mempersiapkan diri menghadapi Jihad Ramadhan
berikutnya.
Jihad selama sebelas
bulan kedepan adalah jihad yang lebih berat daripada Jihad Ramadhan. Pada bulan
Ramadhan, kita hanya berjuang melawan hawa nafsu kita tanpa dicampuri oleh
bisikan-bisikan setan, karena pada bulan Ramadhan setan dibelenggu, sebagaimana
sabda rasulullah :
إِذَا كَانَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ
الرَّحْمَة، وَغُلِقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ، وَسُلْسُلَتِ الشَّيَاطِيْن
“Jika bulan Ramadhan maka dibukalah
pintu-pintu rahmat, ditutup pintu-pintu neraka dan setan dirantai.” (HR. Bukhori
Muslim)
Semenjak bedug maghrib
hari terakhir bulan Ramadhan bergema, maka semenjak itu setan kembali
dibebaskan. Kesempatan kembali terbuka baginya untuk menggoda dan merayu kita. Akan
tetapi kita tetap harus berusaha melawannya. Jangan pernah kita menjadi
pengikutnya. Kita tidak boleh mengabdikan diri kita kepadanya, karena
sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.
اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ
يٰٓبَنِىٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Bukankah Aku telah
memperingatkan kepada kalian wahai Bani Adam agar tidak menyembah setan!
Sesungguhnya setan adalah musuh kalian yang nyata (Q.S. Yasiin : 60)
Dengan demikian,
sebelas bulan kedepan kita akan menghadapi setan yang berkolaborasi
dengan hawa nafsu kita untuk kembali mengajak kepada jurang kemaksiatan
dan meninggalkan perintah Allah. Apabila kita terlena dengan kemenangan yang
kita kobarkan pada Hari Raya Idul Fitri, kita akan terlena dibuatnya.
Kita akan kembali dikalahkan oleh setan dan hawa nafsu kita, sehingga hilanglah
derajat taqwa yang telah kita capai.
Oleh karena itu,
marilah kita sambut Hari Kemenangan yang hanya tinggal beberapa hari
lagi ini dengan takbir, tahmid dan tahlil, serta diiringi dengan doa semoga Allah
memberikan rahmat-Nya kepada kita sehingga kita mampu menjaga derajat taqwa
yang telah kita capai. Marilah kita lengkapi juga kemenangan ini dengan membuka
pintu maaf didalam hati kita, sehingga kita benar-benar menjadi orang yang
bertaqwa dan kembali kepada fitrah.
Minal aidin wal faizin,
mohon maaf lahir batin.
By : Kuswantoro